SEMETON

 


 
Pada hakikatnya, semua yajna yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali khususnya merupakan jalan untuk menciptakan hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan alam lingkungannya. Konsepsi ini dikenal dengan nama Tri Hita Karana. Keseluruan aspek Tri Hita Karana ini diimplementasikan dalam kehidupan Desa Pakraman, yang ditandai dengan adanya Kahyangan Tiga. Wilayah Desa pakraman dibagi dalam tiga wilayah (Tri Mandala), yaitu uttama mandala, madhya mandala, dan nista mandala. Uttama Mandala adalah adanya Parahyangan (Kahyangan Tiga) diyakini sebagai wilayah sakral. Madhya Mandala adalah pemukiman, yaitu wilayah yang berada antara sakral dan profan, sakral ditandai dengan adanya pamerajan, profan karena menjadi tempat aktivitas rumah tangga. Nista Mandala adalah pekarangan, sawah, teba, dan sebagainya, merupakan wilayah profan, tempat manusia melakukan aktivitas pekerjaan untuk melanjutkan kehidupannya. Desa Pakraman sebagai satu kesatuan wilayah parahyangan, pawongan, dan palemahan merupakan wadah pelaksanaan agama Hindu dan  kebudayaan Bali,
Sementara sebagian dari kita menganggap membaca sejarah adalah pekerjaan yang membosankan. Tetapi bila kita cermati lebih mendalam, dengan membaca Purana (sejarah) banyak yang dapat kita ambil manfaatnya.  Baik untuk mengenal diri sendiri, mengenal lingkungan, dan mengenal bangsa.
Demikian pula kita juga dapat mengenal peristiwa masa lalu serta menghadapi kemungkinan yang dihadapi di masa yang akan datang. Manusia sebagai mahkluk sosial yang memiliki lingkup hidup dan berinteraksi satu dengan yang lain. Kurun waktu yang menjadi perjalanan hidup bagi seseorang itu perlu dicatat, perlu ditata, dan perlu dimengerti, serta perlu ditulis.
Agar dapat melakukan itu memerlukan sikap peduli, daya ingat, dan kemauan. Bila itu dapat dilakukan dengan baik maka seseorang akan mengerti catatan perjalanan sejarah hidup diri dan bangsanya.  Disamping itu sejarah juga merupakan bagian dari ilmu sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan ilmu sosial bagi kepentingan kehidupan. 
Seorang sejarawan Inggris yang bernama Collingwood, menulis dalam bukunya The Idea of History, 
"The history of its usefulness for human beings is to know yourself. Generally considered to be important, that people need to know yourself.  Knowing  yourself means knowing what he can do. And because no one knows what he can do. And because no one would know what to do before he tried it. The only clue is the manto do that knowing what humans have done "
yang apabila diterjemahkan bebas sebagai berikut :
”Sejarah bagi manusia kegunaannya ialah untuk mengenal dirinya sendiri. Pada umumnya dianggap penting, bahwa manusia perlu mengenal dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri berarti mengetahui apa yang dapat ia lakukan. Dan karena tak seorangpun akan tahu apa yang dapat dilakukan sebelum ia mencobanya. Satu-satunya petunjuk yang dapat dilakukan manusia ialah dengan mengetahui apa yang telah dilakukan manusia”
Menurut Drs. Moh. Hatta, Pahlawan Proklamator Republik Indonesia menyatakan tentang sejarah sebagai berikut:
”Bahwa manusia pada Hakekatnya ingin mengetahui sejarah hidupnya. Dalam pikirannya Zaman sekarang itu adalah buah dari masa lalu, kemudian masa sekarang itu menentukan pula bentuk zaman yang akan datang.
Purana (Sejarah) adalah catatan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Kemudian secara spesifik sejarah dapat dikatakan sebagai cerita atau kisah tentang kelakuan, pekerjaan, pengalaman, cita-cita, dan perjuangan manusia.  Sejarah bukannya hanya hafalan tentang kumpulan catatan tahun, kumpulan foto, dan kumpulan nama tempat. Lebih dari itu Sejarah adalah suatu yang hidup dan sangat menarik serta ”guide to action” atau tuntunan untuk bertindak. Dengan demikian tidak terhingga peristiwa atau kejadian dimasa lalu itu. Pada kenyataannya peristiwa dimasa lampau itu walaupun sudah tidak ada lagi, kenyataannya namun terdapat kesan dari sebagian atau keseluruhan akan membekas di pribadi seseorang. Maka orang itu akan terbentuk kesadaran akan dasar dan tujuan hidup yang beruhubungan dengan cara hidup, adat dan kebiasaan serta perilaku.
Dengan catatan sejarah generasi penerus akan tahu apa yang telah diperbuat oleh generasi terdahulu. Macam dan bentuk peristiwa yang terjadi dapat diketahui. Generasi muda akan dapat menerima gambaran tentang perbuatan leluhurnya. Betapa beratnya berjuang itu, betapa pedihnya pengorbanan itu, dan betapa beratnya tanggung jawab itu. Sikap itulah yang akan timbul dalam kehidupan generasi muda sehingga akan tumbuh rasa emosional dan rasa menghargai terhadap keberadaan generasi terdahulu. Menerima segala kekurangan dan menjunjung tinggi segala kelebihannya, seperti apa yang dikatakan dalam pepatah jawa ”Mikul duwur Mendem Jero”. Menyimpan rahasia sedalam dalamnya dan mengangkat kelebihan dengan keluhurannya.